Pengertian
Morf berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu. Secara sederhana morfologi kota berarti
ilmu yang mempelajari produk bentuk-bentuk fisik kota secara logis.
Ilmu Morfologi memiliki tiga penjelasan yaitu :
- Tidak hanya menjelaskan tentang perubahan kota (khususnya dalam bentuk kota), tetapi juga pendekatan dengan ekspresi ruang kota, dan eksistensi ruang perkotaan dari penampilan fisiknya.
- Dengan mempelajari morfologi kota maka akan menghasilkan konsep tentang karakter dan intensitas pemanfaatan lahan dalam kota, yang berhubungan dengan interaksi spasial serta pembentukan struktur internal kota.
- Menambah konsep tentang tipe dan model dalam perencanaan kota.
Perkembangan
Kota
Menurut (Yunus, 1999:41), perkembangan perkotaan
adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari suatu keadaan ke keadaan
yang lain dalam waktu yang berbeda. Sorotan perubahan keadaan tersebut biasanya
didasarkan pada waktu yang berbeda dan untuk menganalisis ruang yang sama.
Pertumbuhan kota dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu berdasarkan asalnya dan arahnya. Pertumbuhan kota berdasarkan asal
kebanyakan adalah kota-kota pada masa lampau dan tumbuh secara alamiah, dimana
pada masa lalu perencanaan kota masih belum dipikirkan oleh pemerintah saat
itu, mereka hanya mementingkan pada pertumbuhan kota pada kesegeraan kenyamanan
dan kenikmatan bertempat tinggal bagi warga kota. Lalu, penyediaan fasilitas
kota seperti jaringan jalan, sekolah, taman, unit industri, rumah sakit dan
sebagainya; dibuat secara irregular tanpa
mempertimbangkan pengembangan ke depan. Pertumbuhan kota berdasarkan asalnya
dapat dibagi lagi menjadi pertumbuhan kota secara alamiah dan pertumbuhan kota
secara terencana.
Perkembangan alamiah, yaitu perkembangan kota di
masa yang lalu secara alamiah tanpa dilakukan kegiatan perencanaan kota. Infrastruktur
dibangun secara tidak teratur, tanpa mempertimbangkan perluasan kota di masa
depan. Perkembangan kota secara alamiah dapat dikelompokkan menjadi
perkembangan kota secara konsentris, pita, satelit, dan tersebar.
1.
Perkembangan kota
secara konsentris
Perkembangan
kota yang memiliki kecenderungan dimana warga kota ingin sedekat mungkin dengan
pusat kota, dan sebagai wujudnya adalah kota berkembang berbentuk konsentrik
dengan pusat kota sebagai inti. Permasalahan yang ditimbulkan meliputi
kemacetan lalu lintas, jalan-jalan sempit, konsentrasi penduduk dan lain
sebagainya. Contohnya kota London, Chicago, Kalkuta, Adelaide.
Gambar 1. Pola pertumbuhan kota secara konsentris
2.
Perkembangan kota
secara pita
Pola
perkembangan kota yang meluas mengikuti jalur transportasi. Kekurangannya yaitu
pengembangannya lebih mahal, hambatan lalu lintas, kegagalan estetika
lingkungan. Contohnya Kota Penajam dan Sangatta, Kalimantan Timur.
Gambar 2. Pola pertumbuhan kota secara pita
3.
Perkembangan
kota secara satelit
Pertumbuhan
kota satelit terjadi bila besaran kota telah mencapai ukuran tertentu, yang
berkembang di sekitar kota utama (metropolitan) dan secara sosial-ekonomi masih
bergantung pada kota induknya. Permasalahan yang terjadi umumnya berkaitan
dengan akses terhadap kota induknya. Contohnya yaitu Jabodetabek, dengan Kota
Jakarta sebagai kota induk dan dikelilingi oleh kota-kota seperti Bogor, Depok,
Tanggerang, dan Bekasi.
Gambar 3. pola pertumbuhan kota secara satelit
4.
Perkembangan
kota secara tersebar
Pertumbuhan kota
berlangsung dengan pola yang tidak teratur. Dapat menimbulkan permasalahan
kemacetan lalulintas, masuknya kegiatan industri dalam lingkungan permukiman,
munculnya kawasan kumuh, kurangnya RTH. Bila tidak terkendali, persoalan ini
akan sulit dipecahkan di masa depan. Contohnya beberapa kota di Republik Rakyat
Tiongkok.
Perkembangan kota secara terencana yaitu kota
berkembang berdasarkan acuan/rencana yang telah disusun oleh perencana kota.
Keseluruhan pertumbuhan kota dikendalikan melalui aturan dan ketentuan yang
telah ditetapkan. Perkembangan kota memperhatikan distribusi berbagai aktivitas
secara rasional untuk menghindari terjadinya konflik di masa depan. Penyediaan
berbagai sarana dan prasarana kota didasarkan pada kebutuhan di masa depan.
Gambar 4. Pola pertumbuhan kota secara tersebar
Pertumbuhan kota berdasarkan arahnya, yaitu
pertumbuhan kota dengan kecenderungan meluasnya apakah itu mendatar (horizontal)
atau lurus keatas (vertikal).
1. Pertumbuhan kota
secara horizontal, kota yang berkembang secara horizontal dan meluas ke segala
arah yang memungkinkan, dimana lahan masih tersedia dan nilai lahan terjangkau.
Contohnya beberapa wilayah di Balikpapan.
2. Pertumbuhan kota
secara vertikal, Bangunan-bangunan kota dirancang dan dikembangkan secara
bertingkat (multi-storey), dimana pembangunan ini dimungkinkan pada kawasan
yang mempunyai nilai lahan tinggi (mahal). Contohnya kota New York, USA.
Genduk Yenti Wulandari (08151014)
Muhammad Helmi Rahman (08151026)
Roismaytika (08151035)
Safitri Wardani (08151038)
Wiby Alex Ando Sinaga (08151043)
PWK ITK'15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar