Senin, 05 September 2016

Morfologi Kota

Pengertian
Morf berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu. Secara sederhana morfologi kota berarti ilmu yang mempelajari produk bentuk-bentuk fisik kota secara logis.
Ilmu Morfologi memiliki tiga penjelasan yaitu :
  1. Tidak hanya menjelaskan tentang perubahan kota (khususnya dalam bentuk kota), tetapi juga pendekatan dengan ekspresi ruang kota, dan eksistensi ruang perkotaan dari penampilan fisiknya.
  2. Dengan mempelajari morfologi kota maka akan menghasilkan konsep tentang karakter dan intensitas pemanfaatan lahan dalam kota, yang berhubungan dengan interaksi spasial serta pembentukan struktur internal kota.
  3. Menambah konsep tentang tipe dan model dalam perencanaan kota.

Perkembangan Kota
Menurut (Yunus, 1999:41), perkembangan perkotaan adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Sorotan perubahan keadaan tersebut biasanya didasarkan pada waktu yang berbeda dan untuk menganalisis ruang yang sama.
Pertumbuhan kota dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu berdasarkan asalnya dan arahnya. Pertumbuhan kota berdasarkan asal kebanyakan adalah kota-kota pada masa lampau dan tumbuh secara alamiah, dimana pada masa lalu perencanaan kota masih belum dipikirkan oleh pemerintah saat itu, mereka hanya mementingkan pada pertumbuhan kota pada kesegeraan kenyamanan dan kenikmatan bertempat tinggal bagi warga kota. Lalu, penyediaan fasilitas kota seperti jaringan jalan, sekolah, taman, unit industri, rumah sakit dan sebagainya; dibuat secara irregular tanpa mempertimbangkan pengembangan ke depan. Pertumbuhan kota berdasarkan asalnya dapat dibagi lagi menjadi pertumbuhan kota secara alamiah dan pertumbuhan kota secara terencana.
Perkembangan alamiah, yaitu perkembangan kota di masa yang lalu secara alamiah tanpa dilakukan kegiatan perencanaan kota. Infrastruktur dibangun secara tidak teratur, tanpa mempertimbangkan perluasan kota di masa depan. Perkembangan kota secara alamiah dapat dikelompokkan menjadi perkembangan kota secara konsentris, pita, satelit, dan tersebar.
1.      Perkembangan kota secara konsentris
Perkembangan kota yang memiliki kecenderungan dimana warga kota ingin sedekat mungkin dengan pusat kota, dan sebagai wujudnya adalah kota berkembang berbentuk konsentrik dengan pusat kota sebagai inti. Permasalahan yang ditimbulkan meliputi kemacetan lalu lintas, jalan-jalan sempit, konsentrasi penduduk dan lain sebagainya. Contohnya kota London, Chicago, Kalkuta, Adelaide.
Gambar 1. Pola pertumbuhan kota secara konsentris

2.      Perkembangan kota secara pita
Pola perkembangan kota yang meluas mengikuti jalur transportasi. Kekurangannya yaitu pengembangannya lebih mahal, hambatan lalu lintas, kegagalan estetika lingkungan. Contohnya Kota Penajam dan Sangatta, Kalimantan Timur.
Gambar 2. Pola pertumbuhan kota secara pita

3.      Perkembangan kota secara satelit
Pertumbuhan kota satelit terjadi bila besaran kota telah mencapai ukuran tertentu, yang berkembang di sekitar kota utama (metropolitan) dan secara sosial-ekonomi masih bergantung pada kota induknya. Permasalahan yang terjadi umumnya berkaitan dengan akses terhadap kota induknya. Contohnya yaitu Jabodetabek, dengan Kota Jakarta sebagai kota induk dan dikelilingi oleh kota-kota seperti Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi.
Gambar 3. pola pertumbuhan kota secara satelit

4.      Perkembangan kota secara tersebar
Pertumbuhan kota berlangsung dengan pola yang tidak teratur. Dapat menimbulkan permasalahan kemacetan lalulintas, masuknya kegiatan industri dalam lingkungan permukiman, munculnya kawasan kumuh, kurangnya RTH. Bila tidak terkendali, persoalan ini akan sulit dipecahkan di masa depan. Contohnya beberapa kota di Republik Rakyat Tiongkok.
Perkembangan kota secara terencana yaitu kota berkembang berdasarkan acuan/rencana yang telah disusun oleh perencana kota. Keseluruhan pertumbuhan kota dikendalikan melalui aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Perkembangan kota memperhatikan distribusi berbagai aktivitas secara rasional untuk menghindari terjadinya konflik di masa depan. Penyediaan berbagai sarana dan prasarana kota didasarkan pada kebutuhan di masa depan.
Gambar 4. Pola pertumbuhan kota secara tersebar

Pertumbuhan kota berdasarkan arahnya, yaitu pertumbuhan kota dengan kecenderungan meluasnya apakah itu mendatar (horizontal) atau lurus keatas (vertikal).
1.   Pertumbuhan kota secara horizontal, kota yang berkembang secara horizontal dan meluas ke segala arah yang memungkinkan, dimana lahan masih tersedia dan nilai lahan terjangkau. Contohnya beberapa wilayah di Balikpapan.
2. Pertumbuhan kota secara vertikal, Bangunan-bangunan kota dirancang dan dikembangkan secara bertingkat (multi-storey), dimana pembangunan ini dimungkinkan pada kawasan yang mempunyai nilai lahan tinggi (mahal). Contohnya kota New York, USA.




Genduk Yenti Wulandari (08151014)
Muhammad Helmi Rahman (08151026)
Roismaytika (08151035)
Safitri Wardani (08151038)
Wiby Alex Ando Sinaga (08151043)
PWK ITK'15


Tidak ada komentar:

Posting Komentar