Minggu, 11 September 2016

Elemen-Elemen Perancangan Kota (Jarak Antar Bangunan - Open Space - Sirkulasi & Parkir

Jarak Antar Bangunan
Kecenderungan setiap orang dalam membangun suatu bangunan seperti rumah, gedung bertingkat, infrastruktur, dan lain-lain ingin memaksimalkan lahan yang mereka punya. Namun jika bangunan dibangun secara maksimal (KDB 80% - 100%), maka akan merugikan bangunan itu sendiri dan bangunan di sekitarnya. Jika tidak ada jarak antar bangunan, akan mengurangi nilai estetis suatu wilayah, berkurangnya daerah resapan air, kurangnya pencahayaan dan sirkulasi udara yang masuk pada bangunan, dan rawan bencana seperti kebakaran atau gempa bumi. Semakin tinggi suatu bangunan, maka ayunan bangunan saat terjadi getaran (ground motion) atau pengaruh angin semakin besar dan beresiko untuk bangunan yang berada disampingnya. Oleh karena itu, diperlukan jarak antar bangunan yang ideal.
Dalam memperkirakan jarak antar bangunan, dapat menggunakan persamaan berikut :

Keterangan :
d = jarak antar bangunan
h1 = tinggi bangunan 1
h2 = tinggi bangunan 2
Jika dua atau lebih bangunan bertingkat masing-masing mempunyai podium, podium tersebut boleh tidak berjarak satu sama lain. Jika antar podium bangunan ingin memiliki jarak, maka perhitungan sama dengan persamaan diatas.

Open Space
Ruang terbuka (Open Space) merupakan ruang terbuka yang selalu terletak di luar massa bangunan yang dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang serta memberikan kesempatan untuk melakukan bermacam-macam kegiatan.
Ruang terbuka ini terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat untuk bertemu atau berkomunikasi satu sama lain. Dalam satu kawasan permukiman baik yang tradisional maupun permukiman kota sering kita jumpai sebuah alahan kosong yang dijadikan sebagai ruang bersama bagi penghuni yang ada disekitarnya dengan jarak radius tertentu.
Ruang terbuka terdapat dua jenis, yaitu ruang terbuka umum dan ruang terbuka khusus. Ruang terbuka umum memiliki ciri-ciri yaitu :
  1. terletak diluar massa bangunan
  2. dapat dimanfaatkan seluruh warga (publik)
  3. multi-fungsi
Contohnya seperti taman kota, taman rekreasi, taman lingkungan, lapangan olahraga, etc.
Ruang terbuka khusus memiliki ciri-ciri seperti :
  1. terletak diluar massa bangunan
  2. terbatas dalam pemanfaatan kegiatan yang hanya untuk keperluan khusus
Contohnya seperti taman rumah tinggal, taman lapangan upacara, lapangan penerbangan, dan daerah untuk latihan pada kawasan militer.

Elements of Open Space
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam sebuah ruang terbuka, yaitu elemen-elemen apa saja yang idealnya terdapat di ruang terbuka yaitu seperti :
  1. Taman; sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan.
  2. Jalur hijau kota; pepohonan, rerumputan, dan tanaman perdu yang ditanam pada pinggiran jalur pergerakan di samping kiri-kanan jalan dan median jalan.
  3. Pohon; vegetasi seperti pepohonan sangat diperlukan dalam ruang terbuka yang asri dan hijau.
  4. Bangku; bangku diperlukan di sebuah ruang terbuka sebagai tempat untuk duduk relaks saat melakukan segala aktivitas di dalamnya
  5. Pot tanaman; menambah estetis sebuah ruang terbuka agar semakin hijau dan keasrian ruang terbuka tetap terjaga
  6. Kolam; perairan di daratan yang ukurannya kecil, bisa terbentuk secara alami atau buatan manusia. Dalam konteks open space, kolam biasanya adalah buatan manusia.
  7. Lampu penerangan; diperlukan dalam memberikan pencahayaan pada ruang terbuka disaat malam hari, sehingga kegiatan masyarakat masih bisa berlangsung walaupun malam hari.
  8. Paving; bahan bangunan yang berasal dari semen, yang digunakan untuk menutupi permukaan tanah dengan pengerasan diatasnya.
  9. Kios; toko-toko kecil sebagai pendukung tambahan dalam hal fasilitas pelengkap ruang terbuka, sehingga masyarakat dapat membeli keperluannya saat itu di ruang terbuka.
  10. Tempat sampah; dengan adanya masyarakat yang beraktivitas di suatu ruang terbuka, tidak dapat dipungkiri setiap orang akan meninggalkan sampah yang dapat mengotori keindahan ruang terbuka, sehingga diperlukan tempat sampah yang memadai dan jumlah yang cukup yang diletakkan menyebar di ruang terbuka.
  11. Air mancur; objek pendukung dari ruang terbuka yang bisa dilengkapi dengan air mancur di dalamnya.
  12. Skulptur; objek pendukung lainnya dari suatu ruang terbuka berupa tugu atau statue yang dapat menjadi landmark dari ruang terbuka.
  13. Jam; jam yang dipasang di dalam ruang terbuka, sehingga masyarakat dapat mengetahui waktu dengan melihat objek pendukung ruang terbuka ini.
  14. Jalur pedestrian; jalur pejalan kaki, yang berguna untuk memberikan kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan pejalan kaki.
  15. Rambu; diperlukan agar masyarakat lebih memperhatikan perilaku dan tidak melakukan pelanggaran dengan isyarat rambu pada ruang terbuka.
  16. Unsur kenyamanan

Sirkulasi dan Parkir
Parkir adalah tempat pemberentian kendaraan dalam jangkja waktu lama dan pendek sesuai dengan kebutuhan pengendara. Parkir dibedakan berdasarkan cara dan jenis parkir.
  • Menurut tempatnya :
  1. Parkir di tepi jalan (on street parking); posisi parkir yaitu sejajar dengan sumbu jalan, tegak lurus dengan sumbu jalan dan membuat sudut dengan sumbu jalan.
  2. Parkir diluar badan jalan (off street parking)
 
Parkir Off-Street
  • Menurut statusnya
  1. Parkir umum yaitu parkir yang di kelola oleh pemerintah daerah .Contoh parkir umum yaitu pada pasar, gedung pemerintahan dll.
  2. Parkir khusus, yaitu parkir yang dikelola oleh pihak swasta. Contoh parkir khusus adalah parkiran pada mall.
  3. Parkir darurat diselenggarakan karena adanya kegiatan incidential/saat moment tertentu. Contoh parkir darurat yaitu pada saat acara konser band maka secara tidak langsung akan tercipta parkiran darurat untuk menampung jumlah kendaraan yang ingin berkunjung.
  4. Taman parkir dikelola oleh pemerintah daerah.
  5. Gedung parkir di selenggarakan oleh pemerintah daerah dan di kelola oleh swasta. Contoh gedung parkir terdapat di bandara dan terdapat parkiran khusus taxi untuk mengangkut penumpang.
  • Menurut Jenis Kendaraan; menurut jenis kendaraan, parkir dibedakan menjadi 3 yaitu parkir sepeda, motor dan mobil.
  • Menurut jenis tujuan parkir
  1. Parkir penumpang berfungsi untuk menaik turunkan penumpang.
  2. Parkir barang berfungsi untuk bongkar muat barang.
  • Menurut jenis kepemilikan dan Pengoprasian
  1. Milik swasta dikelola oleh swasta.
  2. Milik pemerintah daerah dikelola oleh pemerintah daerah.
  3. Milik pemerintah daerah dikelola oleh swasta.
Sistem sirkulasi menggambarkan seluruh pola – pola pergerakan kendaraan, barang dan pejalan kaki didalam keluar dan masuk tapak.
Jenis – jenis sirkulasi :
  1. Sirkulasi Manusia : pergerakan manusia akan mempengaruhi sistem sirkulasi dalam tapak. Sistem sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian dengan aktivitas didalam tapak. Hal yang perlu diperhatikan dalam sirkulasi manusia antara lain lebar jalan, pola jalan, kejelasan orientasi, fasilitas penyebrangan dan lampu jalan. Ciri dari sirkulasi manusia yakni kelonggaran dan flaxsibel dalam bergerak, berkecepatan rendah, sesuai dengan skala manusia.
  2. Sirkulasi Kendaraan : secara hierarki sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi 2 jalur. Jalur distribusi, jalur untuk perpindahan lokasi (jalur cepat). Jalur akses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan.
  3. Sirkulasi Barang : sirkulasi barang pada umumnya disatukan atau menumpang pada sistem sirkulasi lainnya. Dalam perencanaan tapak, sirkulasi barang sangat penting untuk diperhatikan. Contoh sirkulasi barang antara lain lift barang, jalur troli dll.




Kelompok 7
Genduk Yenti Wulandari (08151014)
Muhammad Adtzar Akbar (08151023)
Muhammad Helmi Rahman (08151026)
Wiby Alex Ando Sinaga (08151043)

Senin, 05 September 2016

Morfologi Kota

Pengertian
Morf berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu. Secara sederhana morfologi kota berarti ilmu yang mempelajari produk bentuk-bentuk fisik kota secara logis.
Ilmu Morfologi memiliki tiga penjelasan yaitu :
  1. Tidak hanya menjelaskan tentang perubahan kota (khususnya dalam bentuk kota), tetapi juga pendekatan dengan ekspresi ruang kota, dan eksistensi ruang perkotaan dari penampilan fisiknya.
  2. Dengan mempelajari morfologi kota maka akan menghasilkan konsep tentang karakter dan intensitas pemanfaatan lahan dalam kota, yang berhubungan dengan interaksi spasial serta pembentukan struktur internal kota.
  3. Menambah konsep tentang tipe dan model dalam perencanaan kota.

Perkembangan Kota
Menurut (Yunus, 1999:41), perkembangan perkotaan adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda. Sorotan perubahan keadaan tersebut biasanya didasarkan pada waktu yang berbeda dan untuk menganalisis ruang yang sama.
Pertumbuhan kota dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu berdasarkan asalnya dan arahnya. Pertumbuhan kota berdasarkan asal kebanyakan adalah kota-kota pada masa lampau dan tumbuh secara alamiah, dimana pada masa lalu perencanaan kota masih belum dipikirkan oleh pemerintah saat itu, mereka hanya mementingkan pada pertumbuhan kota pada kesegeraan kenyamanan dan kenikmatan bertempat tinggal bagi warga kota. Lalu, penyediaan fasilitas kota seperti jaringan jalan, sekolah, taman, unit industri, rumah sakit dan sebagainya; dibuat secara irregular tanpa mempertimbangkan pengembangan ke depan. Pertumbuhan kota berdasarkan asalnya dapat dibagi lagi menjadi pertumbuhan kota secara alamiah dan pertumbuhan kota secara terencana.
Perkembangan alamiah, yaitu perkembangan kota di masa yang lalu secara alamiah tanpa dilakukan kegiatan perencanaan kota. Infrastruktur dibangun secara tidak teratur, tanpa mempertimbangkan perluasan kota di masa depan. Perkembangan kota secara alamiah dapat dikelompokkan menjadi perkembangan kota secara konsentris, pita, satelit, dan tersebar.
1.      Perkembangan kota secara konsentris
Perkembangan kota yang memiliki kecenderungan dimana warga kota ingin sedekat mungkin dengan pusat kota, dan sebagai wujudnya adalah kota berkembang berbentuk konsentrik dengan pusat kota sebagai inti. Permasalahan yang ditimbulkan meliputi kemacetan lalu lintas, jalan-jalan sempit, konsentrasi penduduk dan lain sebagainya. Contohnya kota London, Chicago, Kalkuta, Adelaide.
Gambar 1. Pola pertumbuhan kota secara konsentris

2.      Perkembangan kota secara pita
Pola perkembangan kota yang meluas mengikuti jalur transportasi. Kekurangannya yaitu pengembangannya lebih mahal, hambatan lalu lintas, kegagalan estetika lingkungan. Contohnya Kota Penajam dan Sangatta, Kalimantan Timur.
Gambar 2. Pola pertumbuhan kota secara pita

3.      Perkembangan kota secara satelit
Pertumbuhan kota satelit terjadi bila besaran kota telah mencapai ukuran tertentu, yang berkembang di sekitar kota utama (metropolitan) dan secara sosial-ekonomi masih bergantung pada kota induknya. Permasalahan yang terjadi umumnya berkaitan dengan akses terhadap kota induknya. Contohnya yaitu Jabodetabek, dengan Kota Jakarta sebagai kota induk dan dikelilingi oleh kota-kota seperti Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi.
Gambar 3. pola pertumbuhan kota secara satelit

4.      Perkembangan kota secara tersebar
Pertumbuhan kota berlangsung dengan pola yang tidak teratur. Dapat menimbulkan permasalahan kemacetan lalulintas, masuknya kegiatan industri dalam lingkungan permukiman, munculnya kawasan kumuh, kurangnya RTH. Bila tidak terkendali, persoalan ini akan sulit dipecahkan di masa depan. Contohnya beberapa kota di Republik Rakyat Tiongkok.
Perkembangan kota secara terencana yaitu kota berkembang berdasarkan acuan/rencana yang telah disusun oleh perencana kota. Keseluruhan pertumbuhan kota dikendalikan melalui aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Perkembangan kota memperhatikan distribusi berbagai aktivitas secara rasional untuk menghindari terjadinya konflik di masa depan. Penyediaan berbagai sarana dan prasarana kota didasarkan pada kebutuhan di masa depan.
Gambar 4. Pola pertumbuhan kota secara tersebar

Pertumbuhan kota berdasarkan arahnya, yaitu pertumbuhan kota dengan kecenderungan meluasnya apakah itu mendatar (horizontal) atau lurus keatas (vertikal).
1.   Pertumbuhan kota secara horizontal, kota yang berkembang secara horizontal dan meluas ke segala arah yang memungkinkan, dimana lahan masih tersedia dan nilai lahan terjangkau. Contohnya beberapa wilayah di Balikpapan.
2. Pertumbuhan kota secara vertikal, Bangunan-bangunan kota dirancang dan dikembangkan secara bertingkat (multi-storey), dimana pembangunan ini dimungkinkan pada kawasan yang mempunyai nilai lahan tinggi (mahal). Contohnya kota New York, USA.




Genduk Yenti Wulandari (08151014)
Muhammad Helmi Rahman (08151026)
Roismaytika (08151035)
Safitri Wardani (08151038)
Wiby Alex Ando Sinaga (08151043)
PWK ITK'15