Sabtu, 07 November 2015

Komunikasi dalam Planologi

Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota atau Planology yang mempelajari wilayah dan kota beserta unsur-unsur di dalamnya, pasti seorang planner memerlukan bentuk komunikasi agar rencana yang dibuat dapat diketahui masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan gambaran ke depan untuk suatu wilayah menjadi lebih maju. Lalu, apa itu komunikasi?. Secara umum komunikasi adalah suatu kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Komunikasi merupakan kebutuhan vital manusia untuk berinteraksi antar sesamanya. Karena tanpa komunikasi interaksi tidak akan terjadi. Komunikasi berdasarkan jenisnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Downward Communication, Upward Communication dan Horizontal Communication. Downward Communication adalah bentuk komunikasi dari pemimpin kepada bawahannya dan bersifat satu arah. Upward Communication adalah salah satu bentuk komunikasi yang teratur ke atas, dari bawahan kepada pimpinannya. Sedangkan Horizontal Communication adalah bentuk komunikasi antar departemen/ unit-unit dalam organisasi. 
Komunikasi yang dibutuhkan dalam Planology harusnya bersifat persuasif sehingga dapat menarik masyarakat untuk mengetahui perencanaan seperti apa yang kita buat, contohnya seperti peta dan poster yang berisi penjelasan yang mudah dimengerti oleh masyarakat. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dan memiliki skala tertentu, yang berfungsi sebagai alat bantu dalam penyampaian informasi  keruangan. Peta menjadi salah satu hal yang penting dalam perencanaan wilayah dikarenakan peta berfungsi sebagai acuan/pedoman seorang planner agar dapat melihat beberapa aspek yang ada seperti potensi yang dimiliki dari suatu wilayah, sehingga planner dapat merencanakan suatu wilayah dengan matang. Peta dapat diklasifikasikan berdasarkan bayangan grafis, sifat, dan skala. Berdasarkan bayangan grafis, peta dapat dibagi menjadi peta garis dan peta citra/foto.
  1. Peta garis, yaitu gambaran permukaan bumi yang berisi garis, titik dan area beserta simbol-simbol, teks, dan informasi lainnya.
  2.  Peta foto,  yaitu gambaran permukaan bumi yang diambil dari citra satelit diluar bumi.

Berdasarkan sifatnya, peta dapat dibagi menjadi peta topografi dan peta tematik.
  1. Peta topografi, yaitu peta yang berisi informasi kenampakan alam dan permukaan bumi.
  2. Peta tematik, yaitu peta yang berisi informasi kenampakan permukaan bumi tertentu sesuai keperluan.

Berdasarkan skala, peta dibagi menjadi peta kadaster, peta skala besar, peta skala sedang, peta skala kecil dan peta geografi.
  1. Peta kadaster, berskala 1 : 100 sampai dengan 1 : 5000.
  2.  Peta skala besar, berskala 1 : 5000 sampai dengan 1 : 250.000.
  3.  Peta skala sedang, berskala  1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000.
  4. Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000.
  5. Peta geografi, berskala  > 1: 1.000.000.

Dari seluruh jenis peta, pastinya setiap peta memiliki unsur-unsur peta yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur di dalam peta yaitu :
  1. Judul peta, menggambarkan karakterisitik sebuah peta yang ditampilkan.
  2. Garis tepi, garis bagian tepi yang mengelilingi bidang sebuah peta.
  3. Orientasi, arah penunjuk mata angina.
  4. Skala peta, perbandingan antar 1 cm di peta dengan jarak sebenarnya.
  5. Legenda, simbol-simbol yang berada di peta.
  6. Garis bujur dan garis lintang, disebut dengan garis astronomi dan ditunjukkan dengan satuan derajat.
  7. Simbol peta, tanda konvensional yang mewakili keadaan sebenarnya.
  8. Lettering, tulisan-tulisan yang terdapat di peta, dan mewakili sebuah kenampakan sebenarnya.
  9. Sumber data dan tahun pembuatan, asal data dan tahun peta dibuat.
  10. Warna peta, berfungsi membedakan berbagai unsur di dalam peta. 

Para planner yang bergerak pada ranahnya pasti mengetahui produk-produk perencanaan sebagai salah satu sarana penyampaian informasi ke masyarakat selain peta. Contoh produk perencanaan di Indonesia seperti RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), RKPD (Rencana Kerja Perangkat Daerah), RENSTRA (Rencana Strategis), RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Bedanya produk perencanaan dengan peta yaitu produk perencanaan dibuat berdasarkan perintah dari undang-undang, sedangkan peta tidak terikat oleh undang-undang (tidak diperintahkan oleh undang-undang). Dari segi visualisasi, produk perencanaan lebih mendetail terhadap suatu wilayah, misalkan pola ruang kawasan strategis, sedangkan peta hanya menampakkan kenampakan secara umumnya saja.
Contoh Produk Perencanaan

Dengan adanya produk perencanaan, masyarakat akan mengetahui visualisasi suatu daerah kedepannya, tentunya dengan bantuan sebuah media yang diperlukan agar produk perencanaan yang telah dibuat dapat tersampaikan kepada masyarakat. Salah satu cara yang dapat diambil seorang planner membuat poster yang menarik. Poster merupakan slah satu media publikasi yang berisi tulisan, gambar, atau keduanya untuk memberikan informasi ke khalayak umum dan bersifat mengajak (persuasif).  Karena sifatnya yang mengajak, akan mempengaruhi masyarakat untuk membaca serta dapat memahami dengan mudah tentang produk perencanaan.
Pemvisualisasian secara komputasi atau melalui media software produk perencanaan juga diperlukan. Software-software yang dipakai untuk memvisualisasikan suatu perencanaan yaitu :
  1. AutoCAD, perangkat lunak komputer untuk menggambar 2 dimensi atau 3 dimensi.
  2. ArcGIS, perangkat lunak komputer yang terdiri dari sistem informasi grafis.
  3. SketchUp, perangkat lunak komputer desain grafis, digunakan untuk membuat berbagai jenis model dan diletakkan di Google Earth atau di 3D Warehouse.
  4. CorelDRAW, perangkat lunak komputer yang melakukan editing pada garis vektor. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar